ANAK ADALAH GURU YANG MEMAKSA

Bisa Tau, Anak Adalah Guru Yang Memaksa. Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras; mereka tidak mendurhakai Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka  dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]:6).

Anak adalah amanah yang dititipkan. Titipan bukanlah hak milik namun ia adalah amanah yang harus dijaga dan akan dipertanggung jawabkan kelak pada waktunya. Rasa sayang, perasaan peduli dan sikap melindungi yang dirasakan orang tua terhadap anaknya merupakan bagian dari cara Allah untuk memastikan bahwa titipanNya aman dan dilindungi. 


Sudah menjadi naluri setiap orang tua, merasakan sakit ketika anaknya mendapati rasa sakit, merasa disakiti ketika anaknya disakiti dan semua perasaan-prasaan lain yang dirasakan anaknya seperti kontak telepati tanpa disadari pun dirasakan oleh orang tuanya. 

Baca Juga: Angin Sepoi Yang Menjatuhkan

Namun ada satu rasa yang kerap kali kita rasakan tapi sering diabai dan jarang sekali dipedulikan yaitu perasaan malu ketika anak suka atau bersegera melakukan sesuatu yang baik dan positif sedangkan kita belum atau tidak tersentuh melakukannya sepeti ketika azan anak kita buru-buru mengambil wudhu dan berebut toa dimusholla membaca istigfar dan pujian-pujian sholawat.  Sebenarnya di palung hati, kita malu. seharusnya kita orang tuanya lebih bersegera dan mengajak mereka, memberikan contoh. Dan tidak hanya pada hal ibadah tapi juga pada beberapa hal lain atau yang serupa.

Secara hati, kita pasti tersentuh dan mengakui bahwa kita khilaf tapi biasanya akal selelalu mengajak kita berdiskusi dengan segala alasan yang kita anggap masuk akal, “kamu adalah seorang bapak masak mau digurui anak, tidak ada manfaatnya ibadah jika masih karena anak, tidak lillah dan bla bla bla …….” Kata akal kita berbisik. Dan banyak Alasan-alasan lain yang semuanya itu hanya untuk membela diri dan membuat pembenaran kita supaya tidak ada rasa bersalah dan bedosa. 

Hal ini sebenarnya manusiawi karena dalam diri kita, manusia ada naluri survive, naluri untuk membela dan menyelamatkan diri. Nafsu dan akal adalah dua hal yang membuat manusia mulia dihadapan Allah bahkan lebih mulia dibandingkan malaikat. Allah berfirman dalam Qur’an Surah Al-Bayyinah ayat 7, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.". Manusia akan menjadi mahluk paling mulia jika mampu mengarahkan nafsu dan akalnya pada ketaatan dan amal soleh jika semata-semata karena Allah dan begitu pula sebalinya.

Baca Juga: Jadwal Pretest Ppg Daljab 2022 Kemdikbud

Sering kita membuat alasan, saya akan sholat berjamaah, saya akan begini, saya akan begitu jika saya sudah bisa melakukanya lillahi ta’ala. Sebenarnya itu permainan syaitan dan pembenaran semata supaya kita tidak terlalu merasa bersalah dan berdosa. Jika kita mau lebih arif, kita mau sedikit menurunkan rasa sombong akal dan menurutkan hati yang sudah mulai sadar itu maka kita pasti akan mau dan bisa melakukannya. 

Lakukan saja ibadah itu, kerjakan saja hal positif itu karena tugas kita hanya melakukan sedangkan masalah nilai dan hasil, itu hak dan porsi tuhan. jika kita sudah terbiasa maka dengan sendirinya kita akan menemukan nikmat dan indahnya. jika nikmat dan indah itu sudah kita dapatkan dan rasakan maka semua hal yang sedang dan akan kita lakukan tidak akan lagi karena a, b atau karena yang lain melainkan hanya karenaNya.

Sahabat cerdas

Semuanya, alam semesta dan siapa saja adalah guru dan tempat belajar selama kita rela dan mau. Dan sejatinya anak-anak kita adalah guru yang memaksa.(cholid)


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "ANAK ADALAH GURU YANG MEMAKSA"

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar dengan bijak dan membangun